Soal infrastruktur, dua konsep berbeda Prabowo Jokowi

Pembangunan infrastruktur harus didorong manfaatnya secara optimal untuk masyarakat

Prabowo dan Jokowi dalam debat pilpres kedua./Alinea.id, Ahmad Rifwanto

Debat kedua calon presiden (capres) malam ini dibuka dengan mengungkapkan gagasan soal infrastruktur. Kedua capres yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto saling berbagi soal gagasan terkait infrastruktur.  

Capres nomor urut 01, Jokowi menyebut konektivitas pembangunan infrastruktur masih akan terus dilakukan. Jokowi menyinggung soal jalan tol, bandara yang harus terkoneksi dan pada akhirnya untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan kegiatan masyarakat.    

Hanya saja rencana-rencana pembangunan infrastruktur Jokowi justru dikritik oleh Prabowo yang dinilai kalau sejumlah pembangunan transportasi publik seperti: LRT (Lintas Rel Terpadu) dan pembangunan Bandara Kertajati tidak efisien. Sebab, berdasarkan pengamatan saat ini aktivitas di LRT dan Bandara Kertajati sepi. 

Meski Jokowi menjelaskan kalau semua yang dibangun butuh waktu untuk mengubah budaya masyarakat beralih menggunakan transportasi umum dari kendaraan pribadi, merujuk pada sepinya penggunaan LRT. Sedangkan pada Bandara Kertajati dijelaskan Jokowi adalah konektivitas jalan tol yang terhubung dengan Bandara.  

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai pembangunan infrastruktur memang memiliki kelemahan dalam hal efisiensi, terutama dalam pembiayaannya yang mencapai sebesar Rp500 miliar/KM.