Untung-rugi NasDem jika gelar konvensi capres

Partai NasDem berencana menggelar konvensi capres dalam menyongsong Pilpres 2024.

Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, berpidato saat pembukaan Rakernas IV NasDem di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada Rabu (15/11/2017). Foto Antara/Reno Esnir

Pengamat komunikasi politik, Jamiluddin Ritonga, menilai, konvensi calon presiden (capres) yang digelar Partai NasDem bukan tanpa masalah. Konvensi tersebut takkan melibatkan ketua umum partai politik (parpol).

Dirinya mengatakan, calon yang terpilih belum tentu dapat diusung NasDem. Sebab, partai besutan Surya Paloh ini hanya meraup 9,05% pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, sementara ada aturan ambang batas presidensial (presidential threshold) 20%.

"NasDem harus berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi ambang batas presiden," katanya dalam keterangannya, Jumat (18/6).

Untuk berkoalisi, menurut Jamiluddin, NasDem juga akan menghadapi kendala karena sudah menetapkan ketua umum parpol dilarang mengikuti konvensi. Padahal, beberapa pucuk pimpinan, seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disinyalir akan dicalonkan partainya masing-masing pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dengan demikian, parpol-parpol itu dengan sendirinya akan sulit berkoalisi dengan NasDem. "Demokrat dan PAN (Partai Amanat Nasional) dengan tegas sudah menyatakan tidak akan ikut konvensi bahkan PKB memandangnya sebagai 'isapan jempol' belaka," ujarnya.