Kematian Gudkov memunculkan pertanyaan besar di kalangan pengamat militer.
Kematian Mayor Jenderal Garda Mikhail Gudkov bukan sekadar berita kematian seorang prajurit. Ia adalah satu dari sedikit perwira tinggi Rusia yang gugur dalam konflik terbuka yang telah mengguncang Eropa Timur selama lebih dari tiga tahun terakhir.
Kabar duka bagi militer Rusia datang dari Kursk, wilayah perbatasan yang tahun lalu menjadi sasaran serangan sukses Ukraina. Gubernur Primorsky di Timur Jauh Rusia, Oleg Kozhemyako, menyampaikan langsung kabar itu Kamis ini (3/7). Ia menyebut Gudkov sebagai sosok "berkemauan keras" yang gugur saat menjalankan tugas bersama rekan-rekan prajuritnya.
Dari laut ke darat
Mikhail Gudkov bukan sembarang perwira. Ia adalah Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Laut Rusia, jabatan yang tak lazim ditugaskan langsung di medan tempur darat. Namun sejak Maret, Presiden Vladimir Putin sendiri yang menunjuknya sebagai pemimpin pasukan pesisir dan darat di Ukraina, menilai pengalaman Gudkov terlalu berharga untuk hanya berada di meja komando.
"Karena Menteri dan Kepala Staf Umum percaya bahwa pengalaman Anda perlu ditiru di unit lain, saya telah memutuskan untuk memindahkan Anda ke posisi baru," kata Putin saat itu, menandai babak baru dalam karier militer Gudkov yang kemudian menjadi babak akhir.
Catatan panjang dan kontroversial
Gudkov dikenal sebagai pemimpin Brigade Marinir ke-155 yang berbasis di Pasifik. Brigade ini—menurut militer Ukraina—diduga terlibat dalam sejumlah kejahatan perang, termasuk pembunuhan warga sipil di kota-kota seperti Bucha, Irpin, dan Gostomel pada fase awal invasi.