Fenomena premanisme bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga berpotensi merusak iklim investasi.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), I Wayan Sudirta, mengingatkan fenomena premanisme bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga berpotensi merusak iklim investasi nasional. Dalam kunjungan kerjanya bersama aparat penegak hukum di Sumatera Barat, ia menegaskan Indonesia harus menciptakan ekosistem yang aman dan bersih dari intimidasi agar investor merasa nyaman menanamkan modal.
“Kalau preman dibiarkan, investor akan memilih hengkang. Bila investor pergi, maka tenaga kerja akan kehilangan lapangan pekerjaan. Ini sangat berbahaya bagi stabilitas ekonomi dan sosial,” jelas Sudirta saat rapat di Padang, dikutip Sabtu (31/5).
Sudirta menekankan stabilitas keamanan menjadi faktor utama yang dilihat oleh investor, baik domestik maupun asing. Oleh karena itu, penindakan tegas terhadap aktor-aktor premanisme harus menjadi prioritas negara.
Ia menyarankan agar satuan tugas (satgas) penanganan premanisme difungsikan secara aktif dan permanen, bukan sekadar sebagai respons sesaat terhadap situasi yang memanas.
Maka Sudirta menilai satuan tugas (satgas) penanganan premanisme yang dibentuk pemerintah perlu dikuatkan, baik dari sisi personel maupun komitmen. Ia meminta agar satgas tidak diisi oleh orang-orang yang hanya menjadikan tugas ini sebagai sampingan.