Pemerintah berkomitmen membangun rumah pengganti dan melakukan relokasi ke lokasi yang lebih aman.
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait melakukan peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap bagi pengungsi korban bencana hidrometeorologi di Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Minggu (21/12).
Mendagri Tito Karnavian menjelaskan, bencana hidrometeorologi berupa longsor yang mendominasi wilayah Tapanuli Utara telah menyebabkan banyak rumah warga rusak berat bahkan hilang. Karena itu, pemerintah berkomitmen membangun rumah pengganti dan melakukan relokasi ke lokasi yang lebih aman. Sementara itu, untuk rumah dengan kategori rusak ringan dan rusak sedang akan dibantu pemerintah setelah proses pendataan dari pemerintah daerah selesai dilakukan.
“Saya minta kepada Bupati Tapanuli Utara agar rumah rusak ringan dan rusak sedang segera direkap by name by address agar tidak terjadi kesalahan. Data tersebut nantinya diserahkan ke provinsi. Saya sudah bicara dengan Wakil Gubernur Sumut dan akan dikoordinasikan dengan Gubernur agar rekap cepat dilakukan, sehingga bantuan biaya perbaikan rumah bisa segera disalurkan dan jumlah pengungsi berkurang,” kata Tito.
Tito menjelaskan, pembiayaan perbaikan rumah dan pembangunan rumah relokasi dilakukan secara gotong royong antara pemerintah dan donasi dari pihak swasta. Untuk wilayah Tapanuli Utara, pembangunan rumah relokasi disokong oleh donasi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berkontribusi membangun 2.600 unit rumah bagi korban bencana.
Lebih lanjut, Tito menerangkan bahwa pembangunan rumah dan relokasi korban bencana di wilayah Sumatera telah dimulai sejak Minggu (21/12) dan dilakukan secara paralel di Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kabupaten Tapanuli Utara. Setelah itu, pembangunan akan berlanjut ke wilayah terdampak bencana di Provinsi Aceh.