Ketika kembali dari KTT G7, Trump langsung mengatakan kepada wartawan bahwa menurutnya Iran “sangat dekat” memiliki bom nuklir.
Ketegangan antara Iran dan Israel kembali meningkat, dan Amerika Serikat ikut terseret di tengah konflik ini. Namun yang menarik, Presiden AS Donald Trump ternyata berbeda pandangan dengan badan intelijen negaranya sendiri soal ancaman nuklir Iran.
Apa yang dikatakan intelijen AS?
Tulsi Gabbard, Direktur Intelijen Nasional AS yang baru ditunjuk Trump, awal tahun ini menyampaikan kepada Kongres bahwa Iran saat ini tidak sedang membangun senjata nuklir. Menurutnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, belum menghidupkan kembali program senjata nuklir yang pernah dihentikan sejak tahun 2003.
Meski Iran memang memperkaya uranium pada level tinggi—yang secara teknis bisa digunakan untuk membuat bom nuklir—Gabbard menegaskan bahwa itu belum berarti mereka membuat bom. "Kami terus memantau dengan ketat," katanya.
Tapi Trump tak sependapat.