Apabila sekolah kembali berjalan enam hari, maka perlu disiapkan aktivitas yang menunjang perkembangan anak di luar jam pelajaran.
Menanggapi wacana penerapan kembali enam hari sekolah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk jenjang SMA/SMK, Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng memastikan akan mengambil langkah hati-hati.
Pemkot menilai, setiap perubahan kebijakan pendidikan perlu disertai kajian mendalam agar benar-benar memberi manfaat bagi siswa dan keluarga. Agustina menuturkan bahwa Pemkot Semarang tidak menutup diri terhadap perubahan, termasuk kemungkinan diberlakukannya enam hari sekolah untuk PAUD, TK, SD, hingga SMP.
Namun, ia menekankan bahwa semua keputusan harus melalui analisis menyeluruh oleh Bappeda dan Pemkot Semarang sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan keselarasan kebijakan.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pusat. Yang jelas, harus ada kajian mendalam dari Bappeda sebelum mengambil keputusan,” ujar Agustina di kantornya Senin (24/11).
Ia menambahkan, apabila sekolah kembali berjalan enam hari, maka perlu disiapkan aktivitas yang menunjang perkembangan anak di luar jam pelajaran. Menurutnya, penyesuaian ini justru bisa membuka peluang bagi kegiatan positif bagi siswa, sehingga waktu luang mereka terarah dan bermanfaat.