Pengamat: Idrus Marham mundur untuk menjaga elektabilitas Golkar

Meski sejumlah kadernya tersandung kasus korupsi, namun pengamat menilai elektabilitas Golkar dapat dikatakan stabil.

Mensos Idrus Marham (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan seusai menyerahkan surat pengunduran dirinya selaku Mensos kepada Presiden Jokowi di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (24/8) / ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Direktur Riset Populi Center Usep Saeful Ahyar menilai, pengunduran diri Idrus Marham dari jabatan menteri sosial sebagai salah satu upaya untuk menjaga elektabilitas partai Golkar. 

Namun, menurut Usep, meski tak sedikit politikus Partai Golkar yang terjerat kasus korupsi, elektabilitas partai yang diketuai oleh Airlangga Hartato itu dapat dikatakan stabil.

"Banyak penurunan di partai-partai setelah terlibat korupsi. Golkar dan PDIP berbeda elektabilitasnya dengan PKS atau Demokrat, mereka tetap stabil dibanding dua partai itu. Faktornya satu partai lama, kemudian Golkar merubah tone dengan sangat baik, mengubah negatif menjadi positif. Salah satu contohnya dengan mundurnya Idrus," ucap Usep.

Usep menambahkan Idrus tentunya memiliki kewajiban menjaga stabilitas politik partainya di tengah hiruk pikuk pemilu mendatang. Apalagi ditambah dengan tagline "Golkar bersih", dia sudah pasti harus membuktikan hal itu.

Di sisi lain, Usep mengatakan kemunduran Idrus dari jabatan menteri sekaligus membersihkan kabinet Jokowi dari keterlibatan kasus korupsi. Oleh karenanya tak heran jika kesan yang muncul atas kasus korupsi kali ini berbeda dari kasus-kasus korupsi lain yang melibatkan pejabat negara.