Antropolog Prancis: FPI bakal tetap eksis, pengaruhi peta politik Indonesia

Jejaring FPI di tingkat lokal dan nasional masih aktif, bisa mengkoordinasikan gerakan massa.

Petugas membongkar atribut FPI saat menutup markas DPP-nya, Petamburan, Jakarta, Rabu (30/12/2020)/Foto Antara/Akbar Nugroho Gumay.

Antropolog dari Associate Members of Centre Asia du Sud-Est (CASE), Paris, Prancis, Gabriel Facal menyebut Front Pembela Islam (FPI) bakal tetap eksis dan memengaruhi peta perpolitikan di Indonesia pascadibubarkan.

FPI, lanjutnya, akan terus berganti nama tanpa mengubah haluan ideologis organisasi. Bahkan bakal tetap mengusung ideologi konservatif Islam dengan tidak menolak Pancasila secara langsung, tetap mendukung syariah, dan berfokus pada moralitas publik.

Menurut Gabriel, tata budaya, nasionalisme, dan agama merupakan tiga pilar yang bisa mengantarkan seseorang memenangkan kontestasi politik di Indonesia. Kelompok kriminal atau kekerasan berbasis nasionalisme, kebudayaan, dan agama telah berebut kekuasaan selama 25 tahun terakhir.

“Saya pikir (FPI) akan tetap jadi politik … untuk membuat tiket pilpres atau pilkada,” ucapnya dalam diskusi virtual, Senin (29/3).

Ia pun memprediksi pengaruh FPI di tingkat lokal bakal digeser kelompok kriminal kekerasan berbasis kebudayaan, seperti FBR (Forum Betawi Rempug). Namun, di tingkat nasional, FPI tetap memiliki pengaruh signifikan.