Apa yang terjadi jika empat kingmaker dalam satu koalisi?

Bergabungnya empat kingmaker dalam satu koalisi akan berbahaya bagi kelangsungan pemerintahan Jokowi.

residen Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10).AntaraFoto

Kabar bergabungnya Partai Gerindra ke koalisi pemerintah semakin menguat. Kendati partai besutan Prabowo Subianto ini masih terkesan abu-abu dalam konteks arah politik, namun sinyal kuat dapat dilihat dari pernyataan juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzhar Simanjuntak.

Pada sela-sala Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Apel Kader Partai Gerindra di Hambalang, Rabu (16/10), Dahnil menjelaskan, arah politik partai Gerindra hanya tinggal menunggu lampu hijau dari Joko Widodo (Jokowi) selaku presiden terpilih.

"Iya (tinggal menunggu keputusan Jokowi). Tentu kami mempersilakan dan sudah siap jika Pak Jokowi lima tahun ke depan membutuhkan dan bersesuaian dengan konsepsi Partai Gerindra," kata Dahnil.

Berangkat dari itu, bisa dikatakan Prabowo telah menyampaikan arah politiknya kepada Jokowi. Entah menunggu momen pelantikan presiden pada 20 Oktober 2019 atau masih ada pertimbangan lain dari Jokowi, yang jelas belum ada kepastian konkret apakah Partai Gerindra betul-betul bergabung atau tetap menjadi oposisi.

Selain Partai Gerindra, dikabarkan pula akan turut bergabung dua partai pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019, yakni Partai Demokrat dan PAN. Walau pergerakan kedua partai ini tidak selincah Partai Gerindra dalam lobi-lobi, namun dapat dibaca ketertarikan bergabungnya dua partai ini, dari pernyataan elite partai mereka lontarkan, bahwa Demokrat dan PAN siap membantu pemerintah untuk lima tahun ke depan.