Biang kerok kemunduran demokrasi Indonesia, ini kata Burhanuddin Muhtadi

Kemunduran demokrasi di Indonesia sudah parah, bukan hanya disebabkan elite.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia dan penulis buku Kuasa Uang, Burhanuddin Muhtadi./Dokumentasi Burhanuddin Muhtadi.

Pandemi Covid-19 menambah pelik masalah demokrasi. Padahal, sebelum pandemi Covid-19 saja sudah banyak negara di dunia mengalami resesi demokrasi.

Setelah Covid-19 melanda, intensitas anti demokrasi semakin meningkat. Sebab, banyak pemakluman atau toleransi terhadap tindak pemerintah yang bertentangan dengan prinsip demokrasi atas dalih penanganan pandemi Covid-19.

Terkhusus di Indonesia, the Economist Intelligence Unit (EIU) telah menempatkan pada skor terendah dalam 14 tahun terakhir untuk kategori indeks demokrasi tahun 2020.

“Jadi, sudah parah sekali, Indonesia rapor merah di budaya politik dan kebebasan sipil, berkaitan dengan intoleransi, politik identitas, terutama sejak Pilkada DKI Jakarta, rating Indonesia drop,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam diskusi virtual, Kamis (7/10).

Umumnya, jelas Burhan, para ahli berpendapat elite sebagai penyebab kemunduran demokrasi di suatu negara. Di Amerika Serikat, jelas Burhan, biasanya dikaitkan dengan Donald Trump atau Erdogan bagi Turki.