Alasan Cak Imin usulkan NU-Muhammadiyah nominasi Nobel Perdamaian

Cak Imin mengusulkan NU dan Muhammadiyah menjadi calon peraih Nobel Perdamaian tahun 2022-2023.

Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar dalam sebuah diskusi di Media Center DPR RI. Foto: dpr.go.id/MAN

Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengusulkan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menjadi calon peraih atau nominnasi Nobel Perdamaian 2022-2023. Menurutnya, kedua ormas itu layak menerima nobel atas jasanya menghadirkan perdamaian, mulai dari tingkat nasional hingga internasional.

Di sisi lain, kata dia, belum ada satu pun tokoh maupun lembaga di Indonesia yang telah menerima hadiah nobel tersebut. Padahal, di negara lain, sudah memiliki penerima nobel, seperti Maria Ressa (wartawan Filipina) dan Ramos Horta (Presiden Timor Leste).

"Saya, dengan ini, akan secara resmi mengajukan nominasi NU dan Muhammadiyah sebagai wakil Indonesia untuk menerima Nobel Perdamaian 2022-2023. Mereka layak menerimanya," kata Muhaimin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (18/2).

Cak Imin menjelaskan, dengan ajaran Islam yang rukun dan penuh kasih, kedua organisasi itu telah merajut penyesuaian antara Islam dan demokrasi, merawat perdamaian, mencegah terjadinya konflik, hingga mengamalkan kebebasan beragama dan berkeyakinan.

"Berkat NU dan Muhammadiyah, Indonesia dapat menjadi contoh negara dengan penduduk muslim terbesar, tetapi tetap menjalankan sistem demokrasi dan negara yang stabil serta aman," ujar Ketua Umum PKB ini.