Dampak Covid-19 jauh lebih mengerikan dari krisis 2008

Covid-19 pukul industri penebangan di seluruh dunia

Petugas melintas di sejumlah pesawat yang terparkir di Terminal 1 Bandar Udara Internasional Juanda Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (25/4)/ Foto Antara/Umarul Faruq.

Anggota Komisi VI DPR, Deddy Yevri Sitorus memprediksi dampak krisis Covid-19 yang dirasakan industri penerbangan bakal sangat dahsyat. Pasalnya, hingga sekarang belum ada yang bisa menjamin kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.

Menurut Deddy, krisis yang akan dirasakan industri ini, bahkan jauh lebih buruk dibandingkan krisis global 2008.

“Bagi airlines, impact corona virus ini jauh lebih dahsyat dibanding kejadian 9/11 dan krisis global 2008 jika digabungkan, praktis tidak ada airlines yang beroperasi saat ini di dunia,” kata Deddy lewat keterangan tertulisnya, Selasa (28/4).

Berdasarkan data yang diperoleh politikus PDIP ini, dampak Covid-19 terhadap maskapai penerbangan berupa hilangnya pendapatan sebesar 252 miliar dolar AS hingga menjelang pertengahan 2020. Terlebih, seluruh maskapai di dunia telah melakukan program restrukturisasi yang melibatkan pemerintah maupun tidak.

Deddy lantas membeberkan sejumlah bantuan kepada perusahaan penerbangan. Misalnya Singapore Airlines yang beberapa minggu lalu mendapat dana segar 19 miliar dolar Singapura dan 5,3 miliar dolar Singapura penerbitan saham baru, ditambah 9,7 miliar dolar Singapura, dan pinjaman dari DBS sebesar 4 miliar dolar Singapura. Bantuan serupa juga diterima Qantas yang mendapat 1,1 miliar dolar Australia dari pemerintah negeri kanguru tersebut.