Demi keadaban demokrasi, Gerindra disarankan tetap oposisi

'Lebih beradab kalau Prabowo berada di luar pemerintahan.'

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. /Antara Foto

Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani berharap partai politik pengusung pasangan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 tidak perlu bergabung ke dalam struktur pemerintahan. Menurut dia, demokrasi di Indonesia membutuhkan oposisi yang kuat. 

"Oposisi sebuah keniscayaan di sebuah negara demokrasi dan jika dua kubu ini bergabung maka demokrasi kita tercederai. Lebih beradab kalau Prabowo berada di luar," kata Saiful kantornya di Jalan Cak Ditiro II, Jakarta Pusat, Minggu (4/8).

Sejumlah parpol pengusung Prabowo-Sandi sebelumnya memang santer dikabarkan bakal segera merapat ke koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf. Selain Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat juga diisukan bakal pindah gerbong. 

Di antara partai-partai lain yang diwacanakan bakal pindah gerbong, Saiful mengatakan, Gerindra paling tepat mengomandoi kubu oposisi. 
"Yang strategis untuk demokrasi ke depan yang jadi oposisi itu Gerindra. Kita butuh oposisi," imbuhnya. 

Saiful mengaku heran elite-elite politik Gerindra turut meramaikan wacana pindah gerbong. Padahal, partai yang dinakhodai Prabowo Subianto itu telah jor-joran saat bertarung di Pilpres 2019. Panasnya pertarungan politik bahkan mengakibatkan unjuk rasa yang berujung kerusuhan pada 21-22 Mei.