Demokrat respons PDIP soal BBM: Dulu menangis, sekarang malah mendukung

Perbandingan kondisi kenaikan BBM dengan masa SBY dianggap tidak masuk akal.

Ilustrasi lambang Partai Demokrat. Alinea.id/Debbie Alyuwandira.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Irwan, merespons pernyataan politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, agar kader perlu belajar sejarah perihal polemik kenaikan harga BBM. Menurut Irwan, yang perlu belajar sejarah seharusnya Adian. Sebab PDI Perjuangan pernah menangis lantaran menolak kenaikan BBM di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Saya kira Bung Adian perlu belajar sejarah lagi. Jangan mendadak buta dan tuli sejarah. Jasmerah kata Bung Karno," ujar Irwan kepada wartawan, Kamis (8/8).

Irwan mengatakan, di era Presiden SBY, PDI Perjuangan menolak kenaikan BBM, bahkan hingga menangis dan mengkonsolidasi massa di jalanan. Faktanya, kata dia, di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), PDI Perjuangan justru malah mendukung.

"Sementara harga minyak dunia turun sedangkan komponen utama harga BBM dari harga minyak dunia dan kurs yang berlaku. Masyarakat saat ini sedang susah, terkena dampak kondisi global. Harusnya masyarakat dibantu, bukan malah diminta ikut menanggung. Kita baru akan pulih pasca Covid-19," kata Irwan.

Irwan kemudian mengkritik Adian yang membandingkan kemampuan beli masyarakat di era SBY dan era Jokowi. Sebelumnya, Adian mencontohkan upah minimum DKI Jakarta di era SBY yakni Rp2.200.000 pada 2013. Dengan BBM harga Rp6.500 per liter maka upah satu bulan hanya dapat 338 liter per bulan.