Gagasan para capres soal teknologi informasi dinilai kehilangan substansi

Ketiga capres 2024 memiliki pandangan beragam tentang program yang akan diusung dalam mengembangkan sistem teknologi informasi.

Gagasan para capres soal teknologi informasi dinilai kehilangan substansi. Freepik

Calon presiden (capres) nomor 1, Anies Rasyid Baswedan, memandang, kemajuan sistem teknologi informasi bisa ditingkatkan dengan menaikkan kualitas manusia dan inovasi melalui berpasangan (pairing). Yakni, mendatangkan pakar untuk melakukan alih teknologi bersama-sama.

Selain itu, menggenjot investasi padat karya yang didukung reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi. "Ini akan memberikan lowongan kerja untuk masyarakat lokal," katanya dalam debat ketiga capres di Jakarta, Minggu (4/2).

Kemudian, sambung Anies, memberikan perlindungan hak intelektual terkait industri manufaktur. "Investasi padat karya akan memungkinkan Indonesia melompat lebih cepat."

Lebih jauh, eks Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, ada 3 aspek fundamental yang perlu menjadi fokus dalam memajukan sisitem teknologi informasi, yakni akses, kecepatan, dan keamanan. Ketika ketiganya berjalan, pengembangan teknologi melalui investasi diyakini bisa dilakukan baik lantaran investasi yang diundang datang dan melihat adanya infrastruktur dan perlindungan hak intelektual.

Sementara itu, capres nomor 2, Prabowo Subianto, mengklaim, program yang diusungnya lebih solutif bahkan siap langsung mengambil tindakan konkret. Dicontohkannya dengan pembangunan pabrik ponsel pintar (smartphone).