Gelar profesor Megawati: Tidak ada makan siang gratis

Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, dijadwalkan dianugerahi profesor kehormatan oleh Universitas Pertahanan (Unhan), lusa (11/6).

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (kanan), menerima Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta, pada Rabu (24/7/2019). Foto Antara/Puspa Perwitasari

Universitas Pertahanan (Unhan) akan menganugerahi gelar Profesor Kehormatan dengan status Guru Besar Tidak Tetap untuk Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, dalam sidang senat terbuka pada Jumat (11/6).

Gelar profesor ini diberikan di tengah pembicaraan tentang kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang mulai menghangat, terutama isu duet lawas Megawati dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, menyebut terdapat motif politik di balik pemberian gelar profesor kehormatan tersebut. Dirinya sangsi pemberian gelar dilakukan karena tujuan akademis.

"'Tidak ada makan siang yang gratis' di politik itu. Semua itu ada kalkulasi dan hitung-hitungannya agar Prabowo punya jasa terhadap Megawati," katanya ketika dihubungi Alinea.id, Selasa (8/6) malam.

Ujang menilai, gelar profesor dipakai Prabowo untuk kepentingan kontestasi Pemilu 2024. Dia mengaku memahami keresahan sejumlah akademisi yang mempertanyakan alasan Megawati diberikan gelar kehormatan itu lantaran bukan perkara mudah untuk meraihnya.