Gerindra bongkar alasan Prabowo mau jadi pembantu Jokowi

Partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 menyayangkan masuknya Gerindra ke kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.

Ketua Umum Partai Gerindra yang juga capres Prabowo Subianto diproyeksi bakal menjadi menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. / Antara Foto

Keputusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menerima pinangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu menteri di kabinetnya menuai pro-kontra. Salah satunya dari Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid.

Hidayat memandang, seharusnya Prabowo lebih mempertimbangkan pinangan tersebut karena akan menurunkan citranya atau marwahnya sebagai petinggi partai dan calon presiden (capres). Ia juga memandang keputusan ini juga akan melahirkan kosekuensi besar, utamanya elektabilitas dalam pemilu mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Habiburokman tegas mengatakan keputusan Prabowo tidak semata-mata mempedulikan citra atau marwahnya sebagai capres. Ia juga percaya ketika Prabowo menjadi menteri tidak akan menjatuhkan marwahnya di hadapan konstituen loyalisnya.

"Beliau (Prabowo) sekali pun sebenarnya tidak mempedulikan citra atau ego. Pikiran 'wah saya levelnya presiden' dan lain-lain terbesit karena ini adalah panggilan negara," terang Habiburokman di kompleks DPR, Jakarta, Selasa (22/10).

Prabowo, kata dia, lebih mementingkan kepentingan bangsa dibandingkan dengan dirinya sendiri. Apalagi, terkait urusan citra di beberapa masyarakat atau pihak.