Isu PAN gabung kabinet, PPP ungkit kelakuan elite partai era SBY

PPP ingatkan PAN atau partai lain yang gabung kabinet Jokowi tak berperilaku seperti oposisi.

Ketua Umum PAN terpilih Zulkifli Hasan menyampaikan pidato kemenangan usai perhitungan suara hasil Kongres V PAN, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020)/Foto Antara/Jojon.

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan, partainya menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kabar Partai Amanat Nasional (PAN) yang diprediksi bakal mendapat posisi di Kabinet Indonesia Maju.

"Ini bukan soal legowo atau tidak legowo, karena soal kabinet itu hak prerogatif Presiden, maka ya PPP menyerahkan kepada Presiden soal masuknya PAN atau partai lainnya," kata Arsul kepada Alinea.id, Sabtu (17/4).

Kendati demikian, Arsul mengingatkan PAN atau partai lain yang ingin bergabung untuk tidak berperilaku seperti oposisi. "Yang ingin PPP ingatkan di masa lalu, termasuk di masa Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono saat jabat presiden), ada partai yang duduk dalam koalisi pemerintahan tapi tokoh atau elemen partainya berperilaku layaknya partainya sebagai oposisi," kata dia.

Kabar PAN bakal mendapat jatah kursi menteri diembuskan Ketua DPP PAN Mumtaz Raiz. Dia mengatakan partainya siap bergabung dalam kabinet Jokowi. Isu berembus bahwa ada dua kursi bakal diisi oleh PAN, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri Perhubungan (Menhub).

Kabar PAN disebut-disebut bakal gabung kabinet Jokowi semakin kencang setelah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas mengkritik keras wacana koalisi partai Islam untuk Pilpres 2024 yang digadang-gadang PKS-PPP di tengah isu reshuffle.