Kedelai mahal, politikus Demokrat anggap masalah klasik

Politikus Demokrat Syarief Hasan dorong pemerintah buka keran impor kedelai.

Foto ilustrasi tempe/Pixabay.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan menilai kenaikan harga kedelai merupakan masalah klasik namun tidak sulit diselesaikan pemerintah secepatnya. Lonjakan tajam harga bahan baku tahu dan tempe tersebut, dari Rp7.200 menjadi Rp9.200 per kg, perlu intervensi pasar.

Penyebab utama masalah klasik ini, lanjut Syarief, karena belum tercapainya swasembada pangan, selain soal supply dan demand kedelai yang masih tergantung pada impor. Gegernya persoalan ini, lanjut dia, juga lantaran tahu dan tempe banyak di konsumsi karena harganya murah dan bergizi tinggi.

"Harus diintervensi oleh pemerintah, sehingga para pengrajin tahu tempe UMKM dapat tetap berproduksi dengan harga yang stabil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menjadi konsumen tahu tempe," ujar Wakil Ketua MPR RI ini dalam keterangannya, Rabu (6/1).

Menurutnya, pemerintah harus membuka keran impor kedelai dan diberikan kepada koperasi, asosiasi tempe dan tahu.

"Bukan hanya kepada pedagang-pedagang besar yang menguasai pasar," ungkapnya.