PAN: Kepala daerah aktif di medsos jadi tolak ukur Capres 2024

Meski ada sejumlah masukan untuk memilih Jokowi memimpin ketiga kalinya, Indonesia harus tetap berpegangan pada amanat konstitusi.

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno. Foto dpr.go.id

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, pembahasan persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 merupakan sebuah agenda yang tidak bisa dipungkiri lagi.

Menurutnya, sesuai konstitusi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak dimungkinkan lagi memimpin. Karena itu, diharapkan kandidat Presiden 2024 ialah wajah-wajah baru yang lebih muda.

"Sehingga memang kita berharap barisan calon pemimpin yang akan datang adalah wajah-wajah yang relatif muda. Mungkin ada beberapa yang senior tetapi saya kira mayoritas lebih muda," kata Eddy dalam diskusi virtual Para Syndicate bertajuk "Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024", Jumat (28/5).

Terkait kandidat yang lebih muda, Eddy meyakini masyarakat sudah memiliki tolak ukur sendiri. Dia berpendapat, tolak ukurnya tercermin di kepala-kepala daerah yang memiliki tingkat intensitas berselancar di media yang tinggi.

"Ada Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta), ada Pak Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), ada Pak Ganjar (Gubernur Jawa Timur), terus ada Ibu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) dari kalangan perempuan," katanya.