sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PAN: Kepala daerah aktif di medsos jadi tolak ukur Capres 2024

Meski ada sejumlah masukan untuk memilih Jokowi memimpin ketiga kalinya, Indonesia harus tetap berpegangan pada amanat konstitusi.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Jumat, 28 Mei 2021 17:36 WIB
PAN: Kepala daerah aktif di medsos jadi tolak ukur Capres 2024

Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, pembahasan persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 merupakan sebuah agenda yang tidak bisa dipungkiri lagi.

Menurutnya, sesuai konstitusi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak dimungkinkan lagi memimpin. Karena itu, diharapkan kandidat Presiden 2024 ialah wajah-wajah baru yang lebih muda.

"Sehingga memang kita berharap barisan calon pemimpin yang akan datang adalah wajah-wajah yang relatif muda. Mungkin ada beberapa yang senior tetapi saya kira mayoritas lebih muda," kata Eddy dalam diskusi virtual Para Syndicate bertajuk "Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024", Jumat (28/5).

Terkait kandidat yang lebih muda, Eddy meyakini masyarakat sudah memiliki tolak ukur sendiri. Dia berpendapat, tolak ukurnya tercermin di kepala-kepala daerah yang memiliki tingkat intensitas berselancar di media yang tinggi.

"Ada Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta), ada Pak Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), ada Pak Ganjar (Gubernur Jawa Timur), terus ada Ibu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) dari kalangan perempuan," katanya.

Eddy menambahkan, meski ada masukan-masukan untuk memilih Jokowi memimpin ketiga kalinya, Indonesia harus tetap berpegangan pada amanat konstitusi. Yakni, masa jabatan presiden hanya dua periode saja.

"Saya kira kalau kita berpegang teguh pada konstitusi, hanya dua periode saja," ujar Eddy.

Eddy menambahkan, konsekuensi menjadi seorang politisi ialah tidak mudah baper. Meski beda pilihan, yang harus dipikirkan adalah kepentingan bersama.

Sponsored

"Kita bisa saja beda topik, posisi di pilpres dan pilkada beda. Tetapi pada akhirnya kita memiliki kepentingan yang besar, yaitu bagaimana bisa menyelamatkan perekonomian dan mengatasi Covid-19," jelasnya.

Eddy mengatakan, meski ada safari politik dari partai tertentu, bukan berarti terkait Pilpres 2024. Ini dikaitkan Eddy dengan roadshow Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan sejumlah partai lain. Diketahui, di tengah safari politik PKS, muncul isu menduetkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

"Meski sekarang ada roadshow parpol, partai A kunjungi partai B, yang dipersepsikan teman-teman media dengan Pilpres 2024, saya kira ada hal-hal penting yang dibahas," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid