Luntur citra gemoy buntut umpatan, kikis elektabilitas Prabowo?

Prabowo belakangan ini kerap melontarkan kata-kata kasar, seperti "ndasmu etik" dan "goblok".

Citra gemoy yang dibangun Prabowo mulai luntur belakangan ini buntut banyaknya umpatan yang dilontarkan, mengikis elektabilitasnya? Twitter/@golkar_id

Karakter calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, dalam beberapa waktu terakhir mengalami perubahan 180 derajat jika dibandingkan dengan awal-awal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Mulanya, ia dicitrakan sebagai figur yang menggemaskan dan riang (gemoy) karena gemar berjoget, tetapi kini menjadi figur pemarah dan enteng melontarkan umpatan-umpatan kasar, seperti "Ndasmu etik" dan "goblok".

Pengamat politik Universitas Airlangga (Unair), Ali Sahab, menilai, perubahan perangai Prabowo tersebut dapat memengaruhi terhadap tingkat keterpilihannya (elektabilitas). Namun, peluangnya sekitar 50:50.

Ia berpendapat demikian lantaran perubahan karakter itu menunjukkan kekurangan Prabowo dalam mengontrol emosi. Di sisi lain, memunculkan empati publik lantaran kegeraman Menteri Pertahanan (Menhan) itu dipicu lawan politik yang memojokkannya.

"Bisa, ya [menggerus elektabilitas]. Juga bisa sebaliknya," katanya kepada Alinea.id, Jumat (12/1).

Ali melanjutkan, sikap Prabowo tersebut lumrah jika dilakukan dalam forum tertutup. Sayangnya, itu muncul di ranah publik sehingga menjadi bumerang sehingga akan menggerus citra gemoy. Apalagi, joged ala Prabowo dan tingkah kocaknya sempat mewarnai jagad maya.