Mampu pelihara soliditas, PDI-P diprediksi bakal terus berjaya

PDI-P diprediksi bakal kembali memenangi pemilu jika sukses menjaga soliditas internal.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha (berbaju batik) dalam diskusi di kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/5).

Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) masih menjadi partai terkuat dalam konteks institusionalitas internal partai. Menurut Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha, kemenangan PDI-P dalam dua pemilu berturut-turut menunjukkan solidnya internal partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. 

Kondisi tersebut berbeda dengan Partai Golkar. Selain kerap gonta-ganti ketua umum, partai berlambang pohon beringin itu kerap diterpa badai politik yang memecah internal partai. Perpecahan di Golkar bahkan kini telah melahirkan sedikitnya empat partai politik baru. 

"Yang membedakannya adalah konsolidasi dan solidaritas kuat itu kokoh ada di PDI-P, sementara Partai Golkar tidak. Di sana, masih kerap terjadi hantaman turbulensi yang sangat keras," ujar Hanta dalam diskusi di kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/8).

Golkar dan PDI-P sama-sama lahir dari rahim Orde Baru. Sejak Orde Baru berakhir, PDI-P tak pernah mengalami konflik internal yang mampu memecah belah partai. Hingga kini, posisi Megawati pun tak mampu digantikan oleh kader lainnya. 

Kondisi berbeda dialami Golkar. Pada 1999, perpecahan di Golkar memicu lahirnya Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Lima tahun berselang, Gerindra dan Hanura lahir sebagai imbas perebutan kekuasaan di Golkar. Pada 2009, mantan kader Golkar Surya Paloh mendirikan Partai Nasdem.