Masih ada "obat" untuk kerek elektabilitas Airlangga Hartarto

Elektabilitas Airlangga Hartarto masih di bawah 1% dari beberapa hasil survei yang digelar oleh sejumlah lembaga.

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Dokumentasi Partai Golkar

Memegang jabatan strategis dan gencar promosi dengan memajang foto diri melalui berbagai medium tidak menjadi jaminan meraih simpati publik bahkan dikonversi menjadi modal sebagai calon presiden (capres). Ini seperti yang dialami Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Berdasarkan hasil survei Voxpol Center yang dipublikasikan beberapa hari lalu, tingkat keterpilihan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian itu cuma 0,8%. Elektabilitas lebih rendah atau hanya 0,2% versi hasil riset Indikator Politik Indonesia.

Meskipun demikian, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, masih ada "obat" bagi Airlangga untuk mengerek elektabilitasnya. Salah satunya, mengubah pendekatan dalam meraih simpati masyarakat.

"Perlu mengubah gaya dari elitis ke gaya populis yang lebih alamiah," katanya kepada Alinea.id, Jumat (14/1).

Selain itu, sambung akademisi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih di gelar lebih dari dua tahun lagi. Dengan demikian, Airlangga masih memiliki waktu.