Menteri muda bukan sekadar soal usia

Tak tertutup kemungkinan Jokowi bakal mengutamakan calon menteri dari kalangan pemuda.

Ketua DPP Partai Keadilan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding (kiri), politikus Golkar Mukhammad Misbakhun (tengah), dan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Sahid Salahudin (kanan) dalam bertema 'Menteri Muda, Rekonsiliasi atau Balas Budi?' di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8). Alinea.id/Akbar Ridwan

Ketua DPP Partai Keadilan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding tak menutup kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mengutamakan memilih menteri dari kalangan muda. Namun demikian, ia mengatakan, menteri muda itu harus mampu bekerja secara cepat dan piawai mengeksekusi kebijakan seperti Jokowi.

"Dalam artian, muda selain umur juga enerjik. Muda dalam artian memiliki potensi dalam bidangnya," ujar Karding dalam diskusi bertema 'Menteri Muda, Rekonsiliasi atau Balas Budi?' di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8). 

Tak hanya itu, menurut Karding, calon menteri yang dibutuhkan Jokowi ke depan ialah mereka yang memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni. "Memiliki tolak ukur yang jelas dan memiliki sifat kepemimpinan yang kuat," tuturnya. 

Senada, politikus Golkar Mukhammad Misbakhun mengatakan, muda bukan hanya diukur dari usia saja. Pasalnya, jika mengacu pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, usia 41 tahun masih termasuk golongan muda. "Tapi, kalau kita lihat ketentuannya WHO dan Unesco bisa sampai 60 (tahun) lebih," kata dia.

Menurut Misbakhun, akan lebih tepat jika wacana menteri muda tersebut dimaknai sebagai keberpihakan Jokowi terhadap tokoh-tokoh berjiwa muda sebagai calon menteri.