Nafsu Gerindra bangun "koalisi 'ndut" Prabowo-Gibran

Gerindra secara terbuka akan "merangkul" parpol pengusung Amin dan Ganjar-Mahfud agar bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto. Foto Antara/Sigid Kurniawan

Partai Gerindra berencana mengikuti langkah Joko Widodo (Jokowi) pada 2019-2024 dalam membangun kekuatan politik: membangun "koalisi 'ndut". Karenanya, siap "merangkul" partai politik (parpol) pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Saya pastikan Pak Prabowo akan membuka pintu lebar-lebar buat teman-teman yang belum berkoalisi," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, di Jakarta, Kamis (22/2).

Sebagai informasi, pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin kini disokong 8 partai politik (parpol) seiring dilantiknya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN). Oposisi hanya menyisakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan kekuatan 50 kursi (8,7%) dari total 575 kursi di DPR.

Sementara itu, jika merujuk laman pemilu2024.kpu.go.id pada Kamis (22/2), pukul 21.00 WIB, kekuatan politik Prabowo-Gibran, yang diusung Gerindra, Partai Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN), hanya sekitar 30.141.877 suara (42,92%). Adapun kekuatan pengusung Amin (Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa/PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera/PKS) 20.150.675 suara (28,69%) dan Ganjar-Mahfud (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/PDIP dan Partai Persatuan Pembangunan/PPP) 13.474.422 suara (20,85%).

Jika perolehan suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 tersebut stabil hingga penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU), maksimal 21 Maret, maka kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran terancam mandek di tengah jalan. Pangkalnya, tidak memperoleh dukungan signifikan di Senayan.