close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Presiden Prabowo Subianto di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Desember 2024. /Foto Instagram @jokowi
icon caption
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Presiden Prabowo Subianto di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Desember 2024. /Foto Instagram @jokowi
Politik
Sabtu, 19 April 2025 14:32

Apa makna pertemuan Jokowi-Bahlil cs saat Prabowo "absen"?

Jokowi disebut masih ingin "cawe-cawe" di pemerintahan Prabowo-Gibran.
swipe

Saat Presiden Prabowo Subianto sedang lawatan ke luar negeri, sejumlah menteri di Kabinet Merah Putih terpantau menemui Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di kediamannya di Solo, Jawa Tengah. Para menteri yang datang ke rumah Jokowi ialah mereka yang juga menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Jokowi. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, misalnya, terekam bertandang ke kediaman Jokowi, Selasa (8/4). Pada periode kedua pemerintahan Jokowi, Ketua Umum Partai Golkar itu sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).  

Sehari setelah Bahlil, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) bertamu ke rumah Jokowi. Selain keduanya, Jokowi juga bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. 

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kholidul Adib menilai pertemuan Bahlil cs dan Jokowi bukan sekadar silaturahmi biasa. Apalagi, pertemuan itu digelar setelah Prabowo bertandang ke kediaman Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta, beberapa hari sebelumnya. 

"Apakah Jokowi mulai galau dengan pertemuan Prabowo dan Mega? Bisa jadi. Datangnya sejumlah menteri ke Solo menandakan, selain silaturahim lebaran, ada hal-hal tertentu yang dibicarakan. Mungkin saja untuk menyusun strategi untuk menyikapi pertemuan Prabowo dan Mega serta untuk melindungi orang-orangnya, khususnya mengawal Wapres Gibran agar aman," kata Kholidul kepada Alinea.id di Jakarta, belum lama ini.

Lewat rangkaian pertemuan itu, menurut Kholidul, Jokowi seolah berusaha menunjukan bahwa ia masih punya pengaruh kuat di Kabinet Merah Putih. Jokowi, sebut dia, tak ingin pengaruhnya tersaingi oleh Mega. Apalagi, muncul wacana bakal ada kerja sama politik antara PDI-P dan pemerintahan Prabowo. 

Menurut Kholidul, pertemuan Prabowo dan Megawati bisa menurunkan pengaruh Jokowi di mata Prabowo. Pasalnya, Prabowo butuh sokongan PDI-P untuk menjaga stabilitas politik nasional di ketidakstabilan ekonomi imbas perang tarif antara Amerika Serikat dan China. 

"Dengan sendirinya, ini akan berdampak menurun pula peran Gibran sebagai Wapres. Untuk mengimbangi pertemuan Prabowo dan Mega, maka (pertemuan Jokowi dengan) para menteri loyalis Jokowi, baik dari unsur pimpinan partai maupun unsur profesional adalah bagian upaya untuk memperkuat barisan poros Gibran," kata dia. 

Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusak Farchan punya pendapat serupa. Menurut dia, pertemuan Jokowi dan Bahlil cs merupakan agenda konsolidasi politik. Ia menyebut menteri-menteri yang menyambangi Jokowi saat Prabowo berada di luar negeri punya loyalitas ganda. 

"Ini tidak etis dilakukan. Seharusnya ini tidak boleh terjadi karena menteri diangkat oleh Presiden. Loyalitas menteri hanya kepada Presiden," kata Yusak kepada Alinea.id. 

Menurut Yusak, Jokowi semestinya tak lagi mencampuri urusan pemerintahan Prabowo. Jika situasi itu dibiarkan berlanjut, ia khawatir kerja-kerja pemerintahan Prabowo untuk mengendalikan stabilitas politik bisa terganggu. 

"Kedatangan menteri-menteri ke rumah Jokowi menandai adanya matahari kembar di dalam pemerintahan. Ini bisa membuat repot tata kelola pemerintahan karena Jokowi masih terus cawe-cawe," kata Yusak.

 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan