Parpol eks pendukung Prabowo disebut tebar pesona

Pada sistem presidensial, pihak di parlemen yang mutlak menjadi oposisi mestinya tak usah meminta jatah kursi dari pemerintah.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Upaya partai politik yang semula mendukung Prabowo-Sandi yang kemudian tebar pesona ke Joko Widodo agar masuk ke kabinet adalah potret tidak pahamnya partai pada konsep oposisi dalam sistem presidensial. 

"Mereka tak paham konsep tentang apa itu oposisi dan apa itu koalisi dalam sistem presidensial, enggak ada yang ngerti. Makanya bingung," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (5/7).

Pada sistem presidensial, jelas Fahri, parlemen mutlak menjadi oposisi. Karena itu, mestinya tak usah meminta jatah kursi dari pemerintah. Sebab tugas pihak yang ada di parlemen untuk mengoreksi jalannya pemerintahan.

"Dalam presidensial itu legislatif menjadi oposisi. Nah ini poin yang menurut saya tidak mereka pahami," katanya.

Sikap merapat ke pemerintahan setelah jagoannya kalah berlaga seperti itu sudah mengancam peran fungsi DPR. Jika mereka berhasil mendapat kursi, kata Fahri, sudah dipastikan DPR akan tak bersuara selama jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.