Partai Demokrat disebut harus bermanuver merapat ke petahana

Hasil Pemilu 2019 tidak terlalu banyak menguntungkan bagi Partai Demokrat.

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan pengarahan kepada kadernya./ Antara Foto

Pascapertemuan antara Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Joko Widodo yang juga calon petahana, Partai Demokrat disarankan untuk bermanuver dengan cara merapat ke kubu 01. Demikian dikatakan pengamat politik Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah Putra.

Dedi menilai, pertemuan tersebut menyiratkan dua hal kepada publik. Pertama, ada indikasi rekonsiliasi antara petahana dan Partai Demokrat, yang dalam pilpres kali ini telah bergabung dalam barisan oposisi. Kedua, lebih kepada agenda politis, yakni untuk memecah Koalisi Adil Makmur yang mendukung paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Pesan rekonsiliasi ini agar iklim politik mereda, terutama di tingkat bawah. Namun demikian, jika memang benar murni rekonsiliasi, seharusnya seluruh pimpinan parpol di Koalisi Adil Makmur diundang, tapi ini hanya AHY,” kata Dedi saat dihubungi pada Senin (6/5).

Dedi menjelaskan, dilihat dari sisi Partai Demokrat, setelah pertemuan antara Jokowi dan AHY ini membuka kesempatan untuk memiliki nilai tawar. Mengingat, hasil Pemilu 2019 tidak menguntungkan bagi partai besutan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini. 

Partai Demokrat, dalam pandangan Dedi, gagal memposisikan diri di Koalisi Adil Makmur. Demokrat akhirnya tidak dapat pengaruh suara. Berbeda dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang terlihat lebih totalitas. Kedua partai itu diuntungkan dengan meningkatnya perolehan suara di Pileg.