Kongsi koalisi Prabowo-KIB: "Besar badan, tapi kurang tenaga..."

Wacana peleburan koalisi parpol pendukung Prabowo dan KIB dinilai sulit terealisasi.

Ilustrasi koalisi parpol. Alinea.id/Firgie Saputra

Manuver untuk membentuk koalisi besar terus digelar para petinggi partai politik jelang Pemilu 2024. Teranyar, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyambangi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Kamis (6/4). 

Dalam pertemuan selama sekitar satu jam itu, Yusril menjajaki kemungkinan PBB bergabung dalam koalisi besar parpol. Meski belum terbentuk, Yusril menyebut koalisi besar merupakan kerja sama politik paling ideal bagi parpol di Indonesia. 

"Koalisi besar itu betul-betul semua bersatu, menyatukan. Tidak ada lagi yang di luar. Ini memang sesuatu yang ideal. Kerja sama, kegotongroyongan, dan tidak ada oposisi yang frontal," kata Yusril kepada wartawan usai pertemuan itu. 

Gagasan pembentukan koalisi besar kali pertama mencuat dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar pada awal Februari lalu. Dalam pertemuan itu, keduanya membuka peluang untuk melebur Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). 

KIB saat ini beranggotakan Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hingga kini, KIB belum mengumumkan capres yang bakal diusung di Pilpres 2024. Adapun KKIR berisi PKB dan Gerindra. Belum punya pendamping, Prabowo digadang-gadang jadi capres yang bakal diusung KKIR.