Peluang generasi muda masuk kabinet Jokowi-Amin

Pengamat politik menilai pemerintah Indonesia perlu bersiap menghadapi beragam tantangan di lingkup nasional dan internasional.

Siswa SD Negeri Joglo Solo membawa foto Presiden Joko Widodo dan dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin usai upacara bendera di sekolahnya di Solo, Jawa Tengah, Senin (21/10). / Antara Foto

Kabinet Kerja jilid II tengah disiapkan oleh Presiden Joko Widodo. Sebagaimana diungkapkan Jokowi menjelang pelantikannya, kabinet baru direncanakan akan diisi kalangan pemuda.

Hal itu berkaitan dengan visinya membangun Indonesia termasuk dalam 5 besar ekonomi dunia. Tak tanggung-tanggung, dia memasang target Indonesia sebagai negara maju pada 2045.

“Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai US$7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen,” ucapnya saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019–2024 dalam Rapat Paripurna MPR/DPR RI, Minggu (20/10).

Demi mencapai orientasi itu, kata Jokowi, dibutuhkan kecepatan dan kerja bangsa secara aktif dan produktif. Dengan maksud seperti itulah, Jokowi mencanangkan peluang mengambil kalangan pemuda yang berusia 20-25 tahun menduduki kursi menteri. Jokowi mensyaratkan, menteri dari orang muda nantinya diharuskan mengerti manajerial, manajemen, dan mampu mengeksekusi program yang ada.

Ditilik lebih jauh, sejarah pemerintahan negara-negara dunia tak sedikit yang mendaulat kalangan muda untuk menjabat sebagai menteri. Di Eropa, sejumlah negara bahkan memiliki kanselir dan kepala pemerintahan dari politisi muda. Sebastian Kurz menjabat kanselir Austria pada usia 31 tahun, sejak Desember 2017 hingga Mei 2019. Dalam konteks politik internasional, Kurz banyak diperhitungkan oleh sejumlah pengamat politik.