Pemerintah diminta hati-hati putuskan libur akhir tahun

Keputusan libur akhir tahun di tengah lonjakan kasus Covid-19 harus berbasis data.

Ilustrasi kemacetan saat libur panjang/Pixabay.

Wacana libur panjang akhir tahun sedang digodok pemerintah. Sementara data harian yang dihimpun Sutuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menunjukkan lonjakan kasus harian Covid-19, usai libur panjang 28 Oktober-1 November lalu.

Untuk itu, pemerintah diminta berhati-hati dalam memutuskan soal libur panjang akhir tahun 2020 dan memikirkan langkah antisipatifnya.

"Setiap keputusan harus berbasis data dan mempertimbangkan berbagai aspek. Pastikan segala sesuatunya sudah dipikirkan langkah antisipasi dampaknya. Libur panjang akan membuat masyarakat melakukan mobilitas antardaerah untuk tujuan silaturahim keluarga atau wisata. Kita tidak ingin hal ini  justru memicu lonjakan kasus," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Netty Prasetiyani Aher dalam rilisnya, Kamis (26/11).

Dia menyarankan, pemerintah melakukan penelusuran terkait lonjakan kasus pada masa liburan agar penyebabnya dapat diketahui secara menyeluruh.

"Perlu ditelusuri apa penyebab lonjakan kasus pada masa libur panjang tersebut? Apakah akibat mobilitas masyarakat yang tinggi ke luar daerah dan ke tempat wisata? Atau terjadinya lonjakan kasus seiring dengan adanya penambahan jumlah testing yang dilakukan pemerintah," jelasnya.