Pendukung Bamsoet minta tambahan jatah di kepengurusan Golkar

Hanya empat dari hampir 100 orang tim inti pendukung Bamsoet dalam komposisi pemilihan ketua umum pada Munas X yang dipilih sebagai pengurus

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan pidato politiknya pada pembukaan Musyawarah Nasinal (Munas) Partai Golkar di Jakarta, Selasa (3/12/2019). Foto Antara/Muhammad Adimaja/nz

Tim 9 menyesalkan komposisi kepengurusan DPP Partai Golkar di bawah naungan pimpinan Airlangga Hartarto. Kepengurusan tersebut dinilai tidak mencerminkan komitmen rekonsiliasi yang telah disepakati antara Airlangga dan Bambang Soesatyo menjelang Munas X partai beringin, beberapa waktu lalu.

Tim 9 merupakan pendukung Bambang Soesatyo atau Bamsoet ketika hendak mencalonkan diri sebagai ketua umum Partai Golkar. Saat itu, kelompok tersebut menamakan diri sebagai Tim 9 Bamsoet dan dikomandani Cyrillus Kerong.

Juru bicara Tim 9 Viktus Murin, mengatakan Airlangga telah melakukan praktik kemunafikan politik lantaran hanya memberikan porsi yang kecil dari kubu Bambang Soesatyo dalam kepengurusan DPP Partai Golkar periode 2019-2024.

"Airlangga dan rezim politiknya telah melakukan dusta politik atau praktik kemunafikan politik dengan hanya memasukan empat dari hampir 100 orang tim inti pendukung Bamsoet dalam komposisi pemilihan ketua umum pada Munas X," kata Viktus, di kawasan SCBD Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (17/1).

Keempat nama tersebut adalah, Mukhamad Misbakhun, Nusron Wahid, Robert Joppy Kardinal, dan Elvis Junaedi. Seharusnya, Airlangga mengokomodasi lebih banyak kubu Bamsoet untuk masuk dalam struktur DPP Golkar.