Pengamat sebut manuver Demokrat demi posisi strategis

Demokrat dinilai sedang berupaya untuk memperbaiki perolehan suara pada pemilu selanjutnya.

Prabowo saat bertakziah ke kediaman SBY./Antara Foto

Tensi politik antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra yang menghangat dinilai pengamat lebih pada persoalan personal tokoh kedua partai.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai ancaman Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean untuk membongkar pernyataan Prabowo saat bertakziah di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seakan membuka luka lama hubungan personal SBY dan Prabowo.

Maka, Adi menyarankan ada baiknya Ferdinand secara terbuka menyampaikan apa yang menjadi isi obrolan antara SBY dan Prabowo. Selain karena ditunggu masyarakat, akan semakin terang persoalan antara kedua partai tersebut.    

"Publik tentu dengan senang hati menunggu percakapan soal apa sebenarnya yang terjadi. Dalam suasana pilpres bila ucapan Prabowo ke SBY diumbar, maka politik makin terasa menarik,". tukas Adi kepada Alinea.id, Selasa (11/06).

Pengamat UIN tersebut meyakini partai berlambang mercy makin tidak nyaman berada dalam koalisi calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02. Hal ini tercermin dari usulan kader Demokrat yang meminta koalisi bubar.