NATO dipimpin Amerika Serikat gagal melaksanakan diplomasi pertahanan untuk mencegah perang.
Pakar militer dan intelijen Susaningtyas NH Kertopati menyebut invasi Rusia ke Ukraina merupakan sebuah perang asimetris, yakni perang antara kekuatan superior dan inferior.
Sementara, NATO berusaha menancapkan kekuasaannya di Ukraina yamg secara geografis berbatasan langsung dengan Rusia. Dia memprediksi perang Rusia dan Ukraina akan berlangsung cukup lama.
"Perang antara Ukraina melawan Rusia meletus seperti banyak diperkirakan oleh para pakar dan pengamat. Konflik menahun sejak wilayah Ukraina di Krimea diduduki Rusia pada 2014 berujung serbuan Rusia di bagian Timur Ukraina," kata Susaningtyas dalam keterangannya, Jumat (25/2).
Nuning, sapaan akrab Susaningtyas mengatakan, NATO dipimpin Amerika Serikat gagal melaksanakan diplomasi pertahanan untuk mencegah perang. Kepentingan NATO juga belum tentu dibuktikan untuk membela Ukraina sebagai salah satu anggotanya. Boleh dikatakan sejak 2014, NATO tidak memberikan reaksi yang proporsional terhadap Rusia.
"Strategi pendangkalan NATO juga tidak efektif mencegah Putin memerintahkan operasi militer secara masif," ujarnya.