Pertumbuhan ekonomi 7% dan angka pengangguran

Keluarnya Indonesia dari resesi ekonomi belum tentu berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Ilustrasi/pixabay

Anggota Komisi V DPR Fraksi PKS, Hamid Noor Yasin, menilai keluarnya Indonesia dari resesi ekonomi belum tentu berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat terutama yang berkaitan dengan penyediaan lapangan pekerjaan. Ini disampaikan Hamid merespons Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 sebesar 7,07 % secara year on year (YoY).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mengapresiasi pertumbuhan ekonomi tersebut. Namun, sambung Hamid, sangat disayangkan karena yang memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi yakni sektor pertanian cuma tumbuh 0,38% yoy dan industri manufaktur sebesar 6,58% yoy.

"Apalagi  dalam kondisi ekonomi saat ini setiap 1% pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya dapat menyerap 110.000 tenaga kerja, padahal pada tahun 2013 setiap 1% pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat menyerap 270.000 tenaga kerja," ujar Hamid, dalam keterangannya, Sabtu (7/8).

Data BPS pada Mei 2021, jelas Hamid, menunjukkan bahwa masih terdapat 19,10 juta orang (9,30% penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19. Sedangkan jumlah pengangguran karena Covid-19 sebanyak 1,62 juta orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 sebanyak 0,65 juta, yang tidak bekerja karena Covid-19 sebanyak 1,11 juta, dan penduduk bekerja namun mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (15,72 juta orang).

"Artinya, ada 3,38 juta orang penduduk yang tidak bekerja sama sekali akibat pandemi Covid-19 ini,” jelasnya.