Peta politik 2024 rumit, Anies berpotensi redup dari perbincangan capres

Elektabilitas Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil percuma tanpa restu parpol.

Gubernur Jakarta, Anies Baswedan (kiri); Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (tengah); dan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Instagram/@ganjar_pranowo

Survei Indikator Politik Indonesia menyebut anak muda atau milenial lebih menjagokan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dibandingkan 16 nama lain sebagai calon presiden (capres). Survei Indikator Politik Indonesia itu dipublikasikan Minggu (21/3).

Meski demikian, jalan Anies untuk menjadi capres tidak akan mulus, terlebih bila Pilkada DKI Jakarta digelar pada 2024 atau tak digelar pada 2022 mendatang. Nama mantan Menteri Pendidikan itu bisa saja redup lantaran kehilangan panggung politik menyusul posisinya bakal digantikan Pelaksana tugas (Plt) gubernur hingga 2024.

Namun, menurut pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, hal itu bergantung pada pada Anies dalam menjaga pamor elektabilatasnya.

"Tergantung Anies apa bisa mempertahankan pamor elektabilitasnya pasca-tak jadi gubernur 2022 nanti. Salah satunya dengan menciptakan momentum politik untuk tetap berada di orbit perbincangan capres," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno kepada Alinea, Senin (22/3).

Ini, sambung Adi, tak mudah karena mulai 2022 akan jadi pasar terbuka bagi semua kandidat lain yang bergairah maju untuk menjadi calon presiden. "Calon yang bisa dari kalangan menteri dan pastinya calon dari ketua umum partai politik. Nama-nama yang muncul di survei mesti kerja ekstra terutama untuk dapatkan dukungan parpol," bebernya.