PKS: Prokes kian longgar, kasus Covid-19 tambah parah

PKS minta semua pihak tidak mengabaikan protokol kesehatan Covid-19.

Petugas pemakaman menurunkan jenazah pasien Covid-19 dari mobil ambulans saat akan dimakamkan di pemakaman Macanda, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (5/4)/Foto Antara/Abriawan Abhe.

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher prihatin dengan semakin longgarnya pelaksanaan protokol kesehatan di banyak tempat. Padahal, kata Netty, pandemi Covid-19 belum  berakhir, bahkan bertambah parah.

"Pandemi ini belum berakhir, bahkan bertambah parah dengan naiknya jumlah kasus baru. Jangan sampai pemerintah dan masyarakat lepas kendali. Semua pihak harus bersabar dan menahan diri untuk terus mengetatkan protokol kesehatan dalam aktivitasnya," kata Netty dalam keterangan tertulis, Selasa (17/11).

Berdasarkan laporan WHO, hingga 14 November lalu, total kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 463,007 kasus, dengan pertumbuhan kasus baru tertinggi sebanyak 5,272 kasus. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara.

"Data lapangan kasus Covid-19 di Indonesia itu real, jadi jangan pernah dianggap sepele. Apalagi sampai saat ini belum ada kepastian obat maupun vaksin Covid-19 yang dapat menahan laju pandemi. Oleh karena itu, saya meminta semua pihak agar tidak mengabaikan protokol kesehatan yang bisa memicu munculnya klaster baru. Pengabaian protokol kesehatan, apa pun alasannya adalah sikap tidak bertanggungjawab yang dapat menimbulkan resiko besar," tambah Netty.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR menyadari tidak mungkin meminta masyarakat terus mengurung diri di rumah selama berbulan-bulan tanpa melakukan aktivitas di luar.