Plintat-plintut PAN dan potensi friksi di koalisi Jokowi

PAN kembali mewacanakan bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

PAN kembali menjajaki kemungkinan masuk ke koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Isu Partai Amanat Nasional (PAN) bakal bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf kembali merebak. Usai memastikan kursi Ketum PAN tetap di tangannya dalam Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tengah, pekan lalu, Zulkifli Hasan mengatakan, niatnya untuk merapat.

Kepada wartawan, pria yang akrab disapa Zulhas itu menyebut PAN akan merugi jika berada di kubu oposisi bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Senayan. 

"Kalau kita ikut masuk ke situ, isu oposisi yang sudah diambil oleh teman kita partai itu. Jadi, itu akan sangat merugikan kita," ujar Zulhas di Kendari. 

Sejak Pilpres 2019 usai, Zulhas memang tak pernah menyatakan bakal berada di barisan oposisi. Mantan Ketua MPR itu malah terang-terangan bakal mendukung kebijakan Jokowi-Ma'ruf. Itulah sebabnya rumor PAN bakal merapat ke koalisi santer terdengar usai pilpres.

Ketika itu, Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan sempat menyebut peluang PAN untuk bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf cukup besar. Apalagi, sejak didirikan pada 1998, PAN memang selalu berada di pusaran kekuasaan.