Plus minus pembentukan koalisi parpol sejak dini

Koalisi parpol sejak dini justru rentan perpecahan.

Koalisi Indonesai Bersatu (KIB) keluar sembari bergandengan tangan usai mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (11/6). Alinea.id/Marselinus Gual.

Tiga ketua umum partai politik dari Koalisi Indonesai Bersatu (KIB) keluar sembari bergandengan tangan usai mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (10/6). Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di tengah, diapiti Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

"Ini juga memperlihatkan bahwa koalisi ini (KIB) adalah koalisi yang berbasis kepentingan bersama dan juga menunjukkan kebersamaa dan solidaritas menuju Pemilu 2024," ujar Airlangga dalam konferensi pers di depan KPU, menjelaskan alasan pendaftaran bareng KIB kemarin.

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan, usai mendaftar, agenda KIB selanjutnya ialah menyusun platform untuk menentukan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 2024.  Penyusunan platform dimulai dari penyampaian visi-misi tiga parpol KIB dalam sebuah acara yang akan digelar di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (14/8).

"KIB sudah selesai daftar. Berikutnya yang sedang dalam proses penyusunan itu adalah platform KIB. Ini penting karena platform ini modal bagi kita juga untuk menentukan calon presiden dan wakil presiden," ujar Arsul di depan Kantor KPU, Rabu (10/8).

Menurut Arsul, KIB, dalam proses penjaringan capres dan cawapres lebih mengutamakan dari internal. Kendati demikian, terbuka kemungkinan untuk mengusung kandidat dari luar KIB dengan tiga syarat yakni popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas.