PPP suarakan lockdown

Angkutan umum KRL, bus umum, angkot dinilai masih disesaki penumpang.

Sejumlah penumpang berdesakan di dalam KRL Commuter Line dari arah Bogor ke Jakarta Kota, di Stasiun Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Senin (23/3)/Foto Antara/Asprilla Dwi Adha.

Politikus PPP Achmad Baidowi meminta pemerintah mempertimbangkan opsi karantina wilayah atau lockdown untuk kota-kota besar lantaran penyebaran Covid-19 sangat sporadis, khususnya di DKI Jakarta.

"Karantina secara ketat bisa dilakukan per wilayah secara bertahap tidak perlu semua wilayah NKRI sekaligus sambil menunggu perkembangan," ujar Awiek, sapaan akrabnya, via keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (26/3).

Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini menambahkan, jumlah pasien positif Covid-19 terus meningkat. Sementara imbauan pemerintah untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah tidak menjadi kewajiban bagi warga.

Akibatnya, lanjut Awiek, menyebabkan masih banyak warga yang beraktivitas di luar, tidak hanya pekerja dengan upah harian namun juga pekerja perkantoran dan pertokoan tetap masuk kerja sehingga imbauan work from home (WFH) tidak berjalan maksimal.

"Angkutan umum seperti KRL, bus umum, angkot masih penuh sesak penumpang yang ini merupakan lokasi favorit penyebaran COVID-19. Termasuk Surat Edaran Kapolri yang melarang warga berkumpul hanya efektif di daerah-daerah tertentu, sementara di sejumlah daerah tetap menggelar kegiatan rutin seperti arisan," urainya.