Prabowo-Jokowi akur, Gerindra ungkap para penumpang gelap gigit jari

Para penumpang gelap disebut ingin Prabowo mengorbankan ulama dan emak-emak.

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) melambaikan tangannya saat tiba di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7). /Antara Foto

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan banyak penumpang gelap yang mencoba memanfaatkan Gerindra demi kepentingan politik mereka pada Pilpres 2019. Namun, para penumpang gelap itu  harus pulang dengan tangan hampa setelah Prabowo Subianto bertemu Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi), Juli lalu. 

"Pak Prabowo itu jenderal perang, Bos. Pak Prabowo mengumukan pada para pendukungnya tidak demo di MK (Mahkamah Konstitusi). Banyak penumpang gelap gigit jari di situ," ujar Dasco saat menjadi salah satu pembicara dalam rilis survei Cyrus Network di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Jumat (9/8). 

Dasco mengatakan, bukan tanpa alasan Prabowo tidak datang ke Gedung MK saat hakim MK memutuskan menolak gugatan sengketa hasil Pilpres 2019 yang diajukan Prabowo-Sandi. Menurut dia, ulama dan emak-emak akan jadi korban politik para penumpang gelap jika Prabowo hadir dan ikut serta dalam aksi unjuk rasa di sekitar Gedung MK.

"Sesudah (putusan) MK masih ada yang ngomong sama Pak Prabowo, 'Pak kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban, rakyat marah.' Pak Prabowo pikir, 'Emang gue bodoh? Kan kasihan emak-emak, ulama mau dikorbankan'," tutur Dasco.

Dasco tidak mau merinci siapa penumpang gelap yang dia maksud. Namun demikian, menurut dia, pascaputusan MK, Prabowo langsung merancang strategi untuk membuat kelompok penumpang gelap itu kecele. Salah satunya ialah menggelar pertemuan dengan Jokowi.