Presiden PKS: Pemimpin buta visi kebangsaan, Pancasila jadi alat kekuasaan

Presiden PKS Akhmad Syaikhu bicara kepemimpinan dan HAM di Mukernas.

Presiden Partai Keadilan Sejahtera Akhmad Syaikhu saat menyampaikan pidatonya di Mukernas PKS di Jakarta, Kamis (18/3/2021)/Dokumentas PKS

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Akhmad Syaikhu menyampaikan, jika pemimpin buta visi kebangsaan, maka Pancasila hanya akan dijadikan alat kekuasaan untuk memberangus kelompok yang dianggap mengganggu.

"Visi kepemimpinan harus mempersatukan, bukan memecah belah apalagi mengadu domba," ujar Syaikhu dalam pidatonya pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS 2021 pada Kamis (18/3), disiarkan secara virtual.

Pemimpin nasional, sambungnya, harus berakar pada visi kebangsaan terutama pada prinsip satu nusa satu bangsa dan satu bahasa. "Di tangan pemimpin yang memiliki visi kebangsan, Pancasila akan menjadi besar yang menyatukan seluruh komponen bangsa Indonesia," lanjutnya.

Dia menambahkan, pemimpin yang memiliki visi kebangsaan dan kemanusiaan akan meyakini bahwa dalam mengendalikan pandemi lebih mengutamankan keselamatan jiwa rakyat dibanding memacu pertumbuhan ekonomi.

Pemimpin yang memiliki visi kemanusiaan, jelasnya, akan mampu menjaga martabat manusia. "Melindungi hak asasi manusia dan memajukan kualitas sumber daya manusia. Indonesia bukan negara kapitalis liberal yang meletakkan kepentingan pembangunan ekonomi di atas nilai-nilai kemanusiaan," ungkapnya.