Reshuffle Kabinet Jokowi: Gemuk, senangkan semua pihak

Presiden Jokowi dinilai memainkan politik akomodatif.

Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma/Foto Setkab.go.id/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Edward Omar Syarif Hiariej sebagai Wakil Menteri (Wamen) Hukum dan HAM, Dante Saksono Harbuwono sebagai Wakil Menteri Kesehatan, dan Harfiq Hasnul Qolbi sebagai Wakil Menteri Pertanian. 

Pelantikan itu tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 76/M/2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024. Tiga posisi wakil menteri tersebut baru muncul dalam pelantikan di Istana Negara, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu (23/12). Sebelumnya, posisi ini tidak ada.

Menanggapi hal itu, pengamat politik Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra menilai komposisi hasil reshuffle Kabinet Indonesia Maju diprioritaskan untuk kestabilan politik. Ini terlihat dari porsi koalisi yang semakin lengkap dari sisi kursi menteri dan wakil menteri yang secara umum masih memiliki relasi dengan proses Pilpres 2019.

Menurut Dedi, kekhawatiran ‘obesitas’ struktur Kabinet Indonesia Maju sudah 'menggemuk' sudah terjadi sejak awal pembentukan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Kondisi ini menandai kuatnya politik akomodatif. Presiden berusaha menyenangkan semua pihak dan tentu tidak baik bagi roda pemerintahan, karena akan memperlambat laju pembangunan,” ucap Dedi saat dihubungi reporter Alinea.id, Rabu (23/12).