Koalisi Perubahan berpotensi pecah, ribut PKS dan Demokrat soal cawapres

Perebutan posisi nomor urut dua antara PKS dan Demokrat ini memperlihatkan fakta, jika Anies tidak cukup independen menentukan cawapres.

Ilustrasi- Terjadi perbedaan pendapat di Koalisi Perubahan dengan adanya wacana PKS mendorong Sandiaga Uno sebagai cawapres. Foto Antara/dokumentasi

Analis politik Arifki Chaniago mengatakan, munculnya nama Sandiaga Uno sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) semakin memperlemah daya tawar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Koalisi Perubahan. Sebaliknya, perebutan posisi nomor urut dua antara PKS dan Demokrat ini memperlihatkan fakta, jika Anies tidak cukup independen untuk menentukan cawapres.

Pangkalnya, kata dia, setelah Partai Demokrat resmi mendeklarasikan Anies sebagai capres terjadi perbedaan pendapat di Koalisi Perubahan dengan adanya wacana PKS mendorong Sandiaga Uno sebagai cawapres. 

"Situasi ini tentu menjauhkan harapan Partai Demokrat yang ingin mendorong AHY sebagai cawapres Anies," kata Arifki kepada Alinea.id, Selasa (7/3).

Menurut Arifki, Demokrat dan PKS bakal bersaing untuk memperebutkan posisi cawapres Anies. Demokrat berupaya dengan mendorong nahkodanya, AHY sebagai cawapres Anies. Sementara PKS yang gagal mendorong kadernya, Ahmad Heryawan alias Aher, kini mendorong nama Sandiaga sebagai cawapres Anies dengan kembali membawa narasi duet Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Arifki mengatakan, dukungan yang diberikan oleh PKS dan Demokrat untuk Anies tentu tidak gratis. PKS dan Demokrat punya kepentingan lain, salah satunya mendorong figur tertentu sebagai cawapres Anies.