sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Koalisi Perubahan berpotensi pecah, ribut PKS dan Demokrat soal cawapres

Perebutan posisi nomor urut dua antara PKS dan Demokrat ini memperlihatkan fakta, jika Anies tidak cukup independen menentukan cawapres.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Selasa, 07 Mar 2023 09:57 WIB
Koalisi Perubahan berpotensi pecah, ribut PKS dan Demokrat soal cawapres

Analis politik Arifki Chaniago mengatakan, munculnya nama Sandiaga Uno sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) semakin memperlemah daya tawar Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Koalisi Perubahan. Sebaliknya, perebutan posisi nomor urut dua antara PKS dan Demokrat ini memperlihatkan fakta, jika Anies tidak cukup independen untuk menentukan cawapres.

Pangkalnya, kata dia, setelah Partai Demokrat resmi mendeklarasikan Anies sebagai capres terjadi perbedaan pendapat di Koalisi Perubahan dengan adanya wacana PKS mendorong Sandiaga Uno sebagai cawapres. 

"Situasi ini tentu menjauhkan harapan Partai Demokrat yang ingin mendorong AHY sebagai cawapres Anies," kata Arifki kepada Alinea.id, Selasa (7/3).

Menurut Arifki, Demokrat dan PKS bakal bersaing untuk memperebutkan posisi cawapres Anies. Demokrat berupaya dengan mendorong nahkodanya, AHY sebagai cawapres Anies. Sementara PKS yang gagal mendorong kadernya, Ahmad Heryawan alias Aher, kini mendorong nama Sandiaga sebagai cawapres Anies dengan kembali membawa narasi duet Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Arifki mengatakan, dukungan yang diberikan oleh PKS dan Demokrat untuk Anies tentu tidak gratis. PKS dan Demokrat punya kepentingan lain, salah satunya mendorong figur tertentu sebagai cawapres Anies. 

"PKS dan Demokrat sama-sama merasa Anies ini efek elektoralnya ke Nasdem, makanya kedua partai ini ingin mencari efek ini di posisi cawapres," katanya.

Arifki mengatakan, Koalisi Perubahan memang lebih awal mendeklarasikan capres karena sudah terbentuknya komitmen dukungan dari masing-masing partai. Namun, munculnya nama Sandiaga dari PKS untuk menjadi cawapres Anies bakal memperlemah daya tawar AHY untuk menjadi cawapres. Pertarungan nama cawapres Anies bakal berlangsung alot jika tidak tercapai kesepakatan yang saling menguntungkan. 

Dalam pandangan Arifki, Demokrat sepertinya harus melakukan negosiasi dengan PKS untuk menyepakati dukungan terhadap AHY. Pertarungan demokrat dan PKS yang memperebutkan posisi cawapres Anies dengan masing-masing mengusung nama bukti bahwa Anies tidak memiliki kemerdekaan dalam menentukan cawapresnya. 

Sponsored

Menurutnya, Koalisi perubahan berpotensi pecah jika tidak terdapatnya komitmen bersama dalam menentukan cawapres Anies.

"Ini tentang ikhlas saja. Demokrat atau PKS yang harus ikhlas terhadap cawapres yang bakal mendampingi Anies. Nama itu keluar dari Demokrat dan PKS atau dari Anies sendiri. Jika tidak ada kemerdekaan Anies menentukan cawapres sepertinya deklarasi yang menonjolkan Anies hanya citra di depan layar saja, namun dibelakangnya masih alot dalam menentukan kesepakatan," kata Arifki.

Sementara itu, juru bicara Anies Baswedan, Hendri Satrio mengatakan, posisi cawapres sepenuhnya merupakan kewenangan dari Anies. Saat ini, mantan gubernur DKI Jakarta itu belum memunculkan nama yang dipilih untuk mendampinginya di pesta demokrasi nanti.

"Kalau untuk wakil, cawapres itu akan diserahkan ke Mas Anies yang milih. Sampai hari ini, Mas Anies baru menyampaikan kriteria," kata Hendri kepada wartawan, Selasa (7/3). 

Menurut Hendri Anies telah menyampaikan kepada publik terkait kriteria cawapres yang akan dipilihnya nanti. Ia mengaku tak mengetahui apakah sosok Sandiaga itu masuk ke dalam kriteria yang Anies jelaskan atau tidak. 

"Itu enggak bisa saya menilai, harus Mas Anies. Terutama kan ada kriteria kelima, chemistry. Jadi enggak bisa saya yang berpendapat karena pilihannya ada di Mas Anies Baswedan," ujarnya. 

Terpisah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, di internal partainya banyak yang mengusulkan agar sosok Sandiaga menjadi cawapres dari Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang. 

"Banyak suara menduetkan Anies-Sandi. Kalau itu terwujud, saya sujud syukur,” kata Mardani kepada wartawan, Selasa (7/3). 

Menurut dia, ketokohan Sandiaga nantinya itu bisa menarik pemilih dari kalangan Indonesia tengah dan timur. "Sejak Pilkada DKI hubungan baik, tumbuh, dan berkembang," ujarnya. 

Anggota Komisi II ini mengatakan partainya akan berupaya penuh untuk mewukudkan gagasan menduetkan Anies-Sandi di pesta demokrasi nanti.

"Tetapi posisi saat ini masih banyak jalan berliku. Tetapi kekuatan doa, dan usaha bisa jadi penentu," tandas Mardani.

Berita Lainnya
×
tekid