Survei: Pemilih Indonesia makin kebal terhadap politik uang

Hasil survei PolMark Indonesia menunjukkan para pemilih semakin mandiri memutuskan pilihan politiknya.

ubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kiri) bersama Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto (ketiga kiri) mengikuti deklarasi bersama pada acara Deklarasi Damai Bersama Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019 di Mapolda Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/9)./Antara Foto

Politik uang yang dulu dianggap sebagai strategi ampuh buat menggaet para pemilih, kini menjadi kian tak relevan. Dalam hasil 142 survei yang dilakukan PolMark Indonesia, terungkap para pemilih saat ini semakin mandiri. 

142 survei PolMark dilakukan dalam rentang waktu Februari 2012-Juni 2018. Survei tersebut dilakukan pada tingkat kabupaten hingga provinsi, dengan melibatkan 123.330 responden.

“Pemilih di Indonesia semakin mandiri. Indikasinya adalah semakin banyak pemilih yang ketika ditanyakan siapa pihak yang paling berpengaruh membentuk pilihan mereka, jawaban yang besar itu datang dari diri sendiri. Jadi bertumpu pada diri sendiri,” kata Eep dalam diskusi publik bertema “Pemilih Makin Mandiri, Politik Uang Tidak Efektif” di hotel Veranda-Pakubuwono, Jakarta Selatan, Selasa (18/9).

Menurutnya, peranan para tokoh dalam membentuk pilihan politik para pemilih saat ini semakin rendah. Bahkan tokoh-tokoh agama, tak terlalu mempengaruhi pilihan politik para pengikutnya. 

“Tokoh agama yang dianggap biasanya sangat penting, perannya kecil saja. Apalagi tokoh partai politik. Tokoh partai politik hampir dalam semua survei, peranannya sangat rendah,” ungkap Eep.