Bonus demografi dan pembangunan desa merupakan dua kunci utama agar Indonesia mampu melesat menjadi negara maju pada 2045.
Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian menegaskan bonus demografi dan pembangunan desa merupakan dua kunci utama agar Indonesia mampu melesat menjadi negara maju pada 2045. Hal itu disampaikan Tito dalam orasi ilmiah bertajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045” pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (3/11).
Dalam paparannya yang berlangsung sekitar dua jam, Tito menyampaikan pandangan kritis Indonesia memiliki potensi besar menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor empat, di bawah China, India, dan Amerika Serikat pada tahun 2040. Berdasarkan data World Bank dan McKinsey, Indonesia diprediksi akan menjadi negara berpenghasilan tinggi dan keluar dari middle income trap pada tahun 2045.
Menurut Tito, ada empat modal besar yang menjadi kekuatan utama Indonesia: bonus demografi, wilayah yang luas, sumber daya alam yang melimpah, dan posisi geografis yang strategis. Namun, ia menegaskan, semua potensi itu hanya akan menjadi peluang kosong tanpa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Sumber daya manusia produktif itu kunci. Sewaktu saya kuliah di Singapura, saya pelajari betul—mereka tidak punya sumber daya alam, tapi fokus mendidik rakyatnya. Hasilnya, kini Singapura menjadi salah satu negara paling sejahtera,” kata Tito.
Tito menekankan, selain peningkatan SDM, pembangunan desa menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Desa merupakan fondasi pemerataan ekonomi dan sosial, sekaligus kunci untuk menekan laju urbanisasi dan ketimpangan antarwilayah.