sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BEI kaji kembali aturan auto rejection

Hampir semua emiten, saat melakukan IPO pergerakan sahamnya langsung meroket lebih dari 50% saat dibuka pada perdagangan perdananya

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 22 Nov 2018 18:17 WIB
BEI kaji kembali aturan auto rejection

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengkaji kembali aturan auto rejection untuk saham yang baru melaksanakan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada saat perdagangan perdananya. 

Pasalnya, hampir semua emiten, saat melakukan IPO pergerakan sahamnya langsung meroket lebih dari 50% saat dibuka pada perdagangan perdananya sehingga alami auto rejection.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widito Widodo mengatakan kajian dilakukan merespons pergerakan harga saat IPO tersebut.

"Kami melihat yang melakukan IPO ini, kenaikkan harganya tinggi-tinggi. Kami sedang mengkaji apakah itu perlu diatur atau tidak," ujar Laksono di Gedung BEI, Kamis (22/11).

Kajian juga bertujuan membuat pergerakan harga lebih normal. Sebab, kenaikan signifikan saham yang baru IPO dalam perdagangan perdananya disebut-sebut karena distribusi penjualan yang tidak merata.

"Distribusi tidak rapi, saham hanya dimiliki oleh beberapa orang," tegas Laksono.

Sekadar informasi, berdasarkan aturan BEI, untuk saham dalam rentang Rp50-Rp200, maka batas atas dan batas bawah yang diterapkan adalah 35%. 

Kemudian, untuk saham yang berada dalam rentang Rp200-Rp5.000 memiliki batas atas dan batas bawah sebesar 25%. Lalu, batas atas dan bawah untuk harga saham di atas Rp5.000 adalah 20%.

Sponsored

Namun, pada perdagangan perdana sendiri, BEI memberikan kebijakan khusus bisa mencapai dua kali lipat dari maksimal batas atas dan bawahnya.

Artinya, pada perdagangan perdana emiten dengan harga Rp50-Rp200 memiliki batas pergerakan naik dan turun 70%, lalu harga saham Rp200-Rp5.000 sebesar 50%, dan harga saham di atas Rp5.000 sebesar 40%.

Namun, Laksono belum bisa memastikan kapan kajian tersebut bisa diselesaikan. Selain itu, dia juga belum merinci terkait implementasinya apakah akan menjadi program tahun depan atau akhir 2018. "Lagi dikaji deh pokoknya," tegasnya.

Salah satu saham yang baru-baru ini terkena auto rejection batas atas saat perdagangan perdananya, yakni PT Dewata Freight International Tbk. Emiten berkode DEAL itu dibuka naik 69,33% atau naik 104 poin ke level ke Rp254 dari harga Rp150 per saham pada saat pencatatan saham di BEI, Jumat (9/11) lalu.

Berita Lainnya
×
tekid